“Rancang Bagun Strategi Teologi Misi di Era Generasi Z”

 



Rancang Bagun Strategi Teologi Misi  di Era Generasi Z

Pelayanan misi adalah tugas dari semua orang yang percaya kepada Tuhan, bukan hanya seorang pendeta, atau penginjil.  Yesus memberikan Amanat Aggung kepada para murid-murid nya, setiap orang yang percaya kepadaNya adalah murid-murid Yesus.  Amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh si pemberi amanat berbentuk sebuah perintah kepada  penerima amanat melalui amanat yang tertulis atau instruksi, agar penerima amanat dapat menyampaikan atau melakukan amanat yang diberikan oleh pemberi amanat, artinya bahwa amanat itu harus di lakukan. Rancang bagun teologi yang kuat dan benar akan berdampak pada gereja dalam menjalakan misi –Nya. Sama seperti ketika gereja mula-mula berdiri (Kis. 2: 41-47), gereja harus menjalankan Misi-Nya.

 Isu-isu teologi dan semakin perkembangnya zaman dan budaya hal itu sebagai suatu ancaman dalam pengabaran injil sebab semakin banyak agama yang menyebar dan semakin orang-orang mendepankan logika.  Menanggapi kondisi ini, yang diperlukan adalah kesiapan Gereja untuk memiliki Stratesi rancang bangun teologi yang kuat dan benar dalam misi, Gereja yang berkembang adalah gereja yang bermisi, gereja yang hidup adalah gereja yang bermisi. Banyak orang yang tidak melakukan misi penginjilan karena mereka bingung bagaimana mereka memulai, takut di tolak, apa yang harus di lakukan, bagiaman melakukannya, bagaimana menyapaikannya sesui konteks pada zaman sekarang, hal-hal tersebut adalalah alasan-alsan yang di lontarkan oleah berberapa mengapa tidak melakukan misi dan ironisnya gereja juga seprti itu. Oleh sebab itu dalam pelayanan misi perlu adanya strategi penginjilan supaya injil yang di beritakan dapat berjalan secara efektif dan menolong untuk mencapai sasaran.

‘rancang’ berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak. Mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan; sedangkan kata ‘bangun’ berarti sesuatu yang didirikan. Dengan demikian rancang bangun dalam konteks ini berarti merencanakan atau mendesain sesuatu yang akan dibuat dengan dasar-dasar atau pondasi dari bagunan tersebut. Bila dikaitkan dengan rancang bangun teologi Misi, maka rancang bangun yang dimaksud menunjuk pada dasar teologi yang dibuat untuk membangun pemahaman pengajaran strategi misi.

Dasar Teologi Strategi Misi

Kejatuhan Manusia adalah kabar buruk (Kej. 3) , manusia kehilangan kemuliaan Allah dan terpisah hubungan dengan Allah. Upah dari kejatuhan manusia dalam dosa yaitu maut atau kematian kekal, namun Allah berinisiatif untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ketika manusia jatuh dalam dosa Allah yang datang dan mencari manusia Allah membuat pakaian manusia dengan kulit binatang artinya bahwa ada langkah-langkah atau strategi yang Allah lakukan untuk menyelamat kan manusia (Kej.3 :9-10). Selanjutnya ketika manusia jatuh dalam dosa ada kabar baik yaitu ada janji yang Allah berikan kepada manusia yang disebut provangilium (Kej, 3:15).  Namun janji itu di genapi baru bebepa ratusan tahun kemudian, mengapa Tuhan tidak lansung menyelamatkan manusia pada saat itu tapi harus perlu waktu yang panjang baru pegnggenapan dilakukan? Karena Tuhan punya strategi atau rencana dalam penyelamatan manusia.

Penyataan Allah sendiri bukan berangkat dari pengetahuan dan kemampuan manusia. Jika Allah tidak menyatakan diri kepada ciptaan-Nya, maka tak mungkin mereka mengenal Dia.  Pada saat ini saatnya untuk membuat strategi dalam teogi misi supaya injil dapat di beritkan sampai ujung bumi. Pengabaran injil yang menggunakan strategi sangat penting dan perlu digunkan tanpa mengunakan startegi dalam penginjilan maka akan rancu dan akan sulit berhasil. Dalam perencanaan rancang bangun strategi penginjilan hal yang paling mendasar adalah dasar dari  perintah Yesus sebelum Ia naik ke surga yaitu Amanat Aggung.  Misi merupakan titik di mana iman dan strategi bersatu, di mana iman diarahkan kepada dunia secara nyata. Persatuan seperti ini muncul dari pandangan Alkitab mengenai kebenaran, sebagai sesuatu yang harus dikerjakan dan tidak hanya dipercayai, dan sebagai hasil dari ketaatan dan bukan sebaliknya. Di dalam Alkitab, mengenal Allah bukanlah suatu pengalaman kebatinan, melainkan tanggapan konkret terhadap panggilan-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. kata Latin mittere, “mengutus” (dengan satu tugas), mission “pengutusan”. Di dalam sejarah Pekabaran Injil, misi itu dikaitkan dengan antara lain Amanat Agung (Matius 28:19-20), yaitu perintah Yesus Kristus kepada para pengikutNya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Memberitakan Injil adalah suatu tugas, suatu misi. Memberitakan Injil adalah tugas yang diberikan oleh Yesus Kristus.  Namun demikian, dalam perjalanan misi sepanjang abad orang telah mempersoalkan siapa yang mengutus dan siapa  yang diutus.

Pelayann Misi adalah inisiatif dari hati Allah sendiri, lalu dikomunikasikan kepada hati muridNya yaitu semua orang yang percaya, dan karena Allah ingin menjangkau seluruh manusia secara global, dan keselamatan itu bersifat universal  maka Allah memanggil dan mengutus gereja-Nya untuk melaksanakan misi-Nya. Misi juga memiliki esensial yang harus di aktualisasi bahwa konsep penginjilan adalah pemberitaan keselamatan di dalam Kristus. Yesus adalah pusat pemberitaan Injil yang harus disampaikan oleh semua orang suapaya semua orang dapat percaya dan memperoleh kehidupan yang kekal, Sehingga dengan kebangkitanNya Yesus meninggalkan mandat Amanat Agung kepada murid-muridNya agar para murid disegala abad memperhatikannya.

 

Pentingnya Strategi Pelayanan Misi

            Dalam pelayanan misi peyanan misi perlu yang namnya strategi, dengan adanya strategi akan menolong dalam pengabaran injil lebih efektif. Strategi rencana yang diikuti dengan tindakan-tindakan yang diarahkan untuk mencapai seuatu tujuan tertentu untuk mencapai keberhasilan. Strategi adalah sekenario atau rancangan yang cermat untuk mencapai suatu yang dituju supaya tepat sasaran. Di dalam Alkitab tidak tercantum strategi misi namun Alkitab mencatat prinsip-prinsip strategi misi (Ibrani 1:1-3). Strategi merupakan faktor yang paling penting dalam mencapai sebuah  tujuan, jadi staregi sangat penting dalam pengabaran injil supaya mencapai tujuan yaitu memenagkan jiwa. Dalam pemberitaan injil tidaklah mudah, perlu adanya strategi-strategi dalam pengabaran injil terlebih pada zaman saat ini  selain strategi juga diperlukan ketelladan dari seorang penginjil yang mencerminkan pribadi Kristus.  

           Penerapan Strategi Teologi Misi dalam Penginjilan di era  Generasi Z

Saat ini berada pada zaman generasi Z (Zero) generasi dimana semua meju dan berkembang dengan dipenuhi dengan teknologi yang cangih.  Dalam pengabaran injil pasti setiap zaman memiliki ancaman atau tatangan yang berbeda adanya hal ini maka perlu adanya strategi-strategi yang di gunakan, setiap zaman juga pasti akan berbeda strategi yang di gunakan namun pada prinsipnya sama. Allah sendiri memiliki startegi-strategi dalam penyelamatan manusia, Yesus saat hidup di dunia Ia juga memiliki strategi dalam mengabarkan kabar baik tersebut, demikian juga para murid saat itu dan Paulus mereka memiliki strategi dalam pengabaran injil. Dapat melakukan prisip startegi yang dilakukan Paulus dalam pengabaran Injil (Kis.9:20-23) Paulus juga menggatakan bahwa ia melakukan itu semua demi injil. 

Di generasi zero maka stategi misi yang perlu digunakan dengan memanfaatkan media yang ada. Bermisi memalui media tau internet. Dalam pelayanan melalui media sosial ada berbagai cara untuk mengkomunikasikan berita injil ke semua orang, bahkan keunggulan dari media sosial ini dapat di lihat ke seluruh dunia tanpa batasan dan siapapun dapat mengakses hal tersebut. Dalam media sosial ada berbagai macam apikasi yang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Contohnya, Facebook, Instagram, Whatsapp, Youtube, Line, Tiktok dan masih bayak media laiinya seprti Radia, Televisi dan lain-lain. Melalui media tersebut munculah model-model pelayanan-pelayanann  yang dapat dilakukan. Media sosial dapat di lakukan oleh gereja sebagai stategi untuk mengkomunikasikan injil dalam konteks generasi z atau masa kini. Contoh hal-hal yang dapat dilakukan adalah Live straming ibadah, Video kesaksian, Video Khotbah dan juga update status. Dan pasti melalui stategi ini dengan menggunakan media sosial mempunyai kekurangan dan kelebihannya, maka sebelum terjun perlu bijak dalam mengguankannnya dan perlu mengetahui tujuan awal menggunakan media sosial, dalam hal ini perlu memperlengkapi  semua orang percaya dalam bagaiaman mengabarkan injil, hal ini juga termasuk dari startegi gereja dalam bermisi.

Melalui media sosial dan media yang lain banyak kesaksian yang bertobat dan mengenal Yesus sebagai Juru selamat memalui media sosial dan media lainnya, bahkan orang dapat bertobat dengan mendegarkan lagu rohani. Namun metode atau cara seperti ini peru disertai dengan ilmu-ilmu yang lain.  Dengan adanya media sosial akan membuat semua orang dapat memberitakan injil tanpa dibatasi dengan tempat, dan tidak ada ada alasan lain untuk tidak dapat mengabarkan injil.

 


Kesimpulan

            Dari pembahasan diatas dapat di tasrik kesimpulan sebagai berikut: Pertama: Teologi yang kuat dan benar akan berdampak pada gereja dalam menjalakan misi –Nya. Oleh perlu pemahaman dasar yang benar tentang penginjilan, dan gereja yang bermisi adalah gereja yang hidup. Kedua. Memberitakan Injil adalah tugas yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada para pengikutNya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi sebab Injil itu bersifat universal, karena Injil Kristus bukan hanya ditujukan bagi orang tertentu saja tetapi bagi semua orang segala suku bangsa pada segala zaman. Ketiga bermisi perlu yang namnya strategi, dengan adanya strategi akan menolong dalam pengabaran injil lebih efektif dan akan menolong sesui sasaran atau tujuan. Keempat stategi yang efektif di generasi Zero saat ini dengan menggunakan pendekatan Media informasi atau media yang ada. Dengan adanya media semua orang atau gereja dapat memanfaatkan sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengabarkan injil. Melalui media sosial terbukti banyak kesaksian pertobatan.

 

Posting Komentar

0 Komentar